Info Pertanian Warung Hidup, Apotik hidup, Peluang Usaha, Pendidikan, dan kesehatan

Friday 8 November 2013

10 Hal Mempengaruhi Keharmonisan Suami Istri

Keharmonisan rumah tangga atau hubungan suami istri sangat mutlak diperlukan dalam membangun keluarga yang bahagia dunia akhirat.

Keluarga yang baru terbentuk (pengantin baru) biasanya serba manis, serba indah, dan serba menyenangkan, namun seiring perjalanan waktu dan kemunculan sifat masing-masing pasangan, akan muncul pula persoalan-persoalan baru yang tidak terduga sebelumnya.

Berikut ini 10 Hal Mempengaruhi Keharmonisan Suami Istri: 

1. Perkataan atau ucapan

Ucapan yang lemah lembut biasanya disukai oleh pasangan. Ucapan yang lemah lembut disertai dengan nada rendah dan senyuman manis akan menambah keharmonisan rumah tangga. Jangan mengucapkan kata-kata yang sekiranya akan menyakiti pasangan.

10 Hal Mempengaruhi Keharmonisan Suami Istri

2. Saling menyalahkan

Sifat egois dan saling menyalahkan pasangan akan memperburuk keharmonisan rumah tangga. Biasanya seseorang yang memiliki sifat egois dirinya tidak merasa, sehingga jika diingatkan akan justru balik menyalahkan. Pasangan yang sedikit-sedikit disalahkan atau dikritik akan marah dan jengkel. Jika melihat pasangan melakukan kesalahan yang berulang juga bisa menimbulkan rasa jengkel.

Oleh karena itu jika kesalahan tidak menyebabkan bahaya, tidak menjatuhkan harga diri, dan tidak melanggar norma agama, lebih baik dibiarkan saja agar antar pasangan tidak timbul rasa jengkel.

3. Istilah Kalah atau Menang

Pasangan suami istri bukanlah lawan atau musuh, sehingga tidak perlu mencari kemenangan atau mengalahkan pasangan, yang seharusnya ada hanyalah saling pengertian.

4. Sayap

Pasangan suami istri layaknya dua pasang sayap yang siap membawa rumah tangga terbang ke alam keharmonisan dan kebahagiaan. Pasangan suami istri harus saling mendukung dan memupuk bakat masing-masing agar semakin maju demi tercapainya kebahagiaan dunia akhirat.

5. Membesar-Besarkan Persoalan

Memperhatikan persoalan yang kecil-kecil itu baik, contohnya bertanya sudah makan belum? Mengapa melamun? Sudah minum obat belum? Jas hujan dah dibawa belum? dll
Namun membesar-besarkan persoalan akan semakin memperuncing keadaan. Biasanya perdebatan yang dilakukan oleh pasangan suami istri dilakukan tanpa sadar, padahal apa yang diperdebatkan bukan merupakan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi bersama, apalagi perdebatan yang sampai mengungkit hal-hal masa lalu yang menyenangkan, hal itu sangat tidak berguna.
Jika terjadi perdebatan yang sampai membesarkan masalah, cepat-cepatlah kembali ke duduk persoalan yang sebenarnya, yang semula , dan yang pertama kali, niscaya kita akan sadar bahwa sebenarnya tidak sebesar yang diperdebatkan.

6. Menerima Apa Adanya

Tidak menuntut, itu kuncinya. Manusia ini ditakdirkan tidak sama satu sama lain, mereka masing-masing penya kelebihan dan kekurangan. Dibalik kekurangan seorang pasangan, pasti ada kelebihan.
Kelebihan itulah yang harus selalu diingat.
Ingat pasangan kita ibarat jiwa kita, ibarat anggota badan kita, yang harus kita jaga dan harus kita tutupi segala kekurangannya.

7. Keimanan dan Ketaqwaan

Keimanan dan ketaqwaan seseorang tidak bisa dilihat dari luarnya, karena iman berada di dalam hati seseorang. Banyak orang yang ucapannya selalu menyebut nama Allah, ibadahnya rajin, namun kepada pasangan atau kepada orang lain sering menyakiti hati, kebiasaan baiknya itu dilakukan semata-mata hanya mencari pujian dari pasangan atau orang lain, sehingga manakala tidak mendapat pujian yang diharapkan, orang ini akan jengkel.

Keimanan dan ketaqwaan seseorang terpancar dari prilakunya sehari-hari, baik kepada pasangan maupun kepada orang lain. Suka menolong tanpa pamrih dan mengajak kejalan kebaikan.
Pasangan yang memiliki keimanan dan ketaqwaan dapat dirasakan ketika pasangan tersebut tidak berada di rumah atau sedang bekerja. Adakah sesuatu yang hilang?

8. Melayani dan Dilayani

Pasangan suami istri bukan majikan dengan pembantu yang melayani dan dilayani. Pasangan suami istri ibarat satu jiwa satu badan yang saling merasakan hal yang sama, pahit, manis, suka, duka, dll.
Kebersamaan adalah kuncinya. Bukan berarti melakukan segala sesuatunya secara bersama-sama, namun membagi pekerjaan dan hal lain dengan seimbang sesuai porsinya dan dimungkinkan saling mambantu tugas satu sama lain di atara pasangan.

9. Memaksa atau Dipaksa

Tidak saling memaksakan kehendak. Setiap pasangan suami istri pasti mengalami apa itu perbedaan pendapat, namun perbedaan itu hendaknya diambil hikmahnya untuk mencari titik temu.

Jika silang pendapat tidak juga menemui titik temu, maka hendaknya tanyakan kepada ahlinya. Niatkan dalam hati untuk memecahkan silang pendapat untuk mencari putusan yang seadil-adilnya demi keutuhan dan kebahagiaan keluarga.

10. Dan yang Terakhir Ekonomi

Ekonomi bukan satu-satunya yang bisa menyebabkan keharmonisan dan kebahagiaan keluarga. Banyak contohnya keluarga mapan, kaya, semua serba kecukupan, bahkan berlebihan, namun keharmonisan rumah-tangganya nol besar, yang imbasnya pada anak-anak meraka.

Seberapapun nafkah yang diberikan pasangan, terimalah dengan lapang dada. Kaya bukan terletak pada harta. Kaya terletak pada rasa. Rasa syukur akan apa yang diterima.

Coba lihat tetangga sebelah yang kondisi ekonominya di bawah kita. Kita mestinya lebih bersyukur telah diberi kelebihan dibanding mereka yang hidup penuh dengan kekurangan.

Demikian, 10 Hal Mempengaruhi Kehairmonisan Suami Istri, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Orang desa yang ingin berbagi informasi, misalnya pemanfaatan pekarangan untuk menanam warung hidup secara organik

Related : 10 Hal Mempengaruhi Keharmonisan Suami Istri

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar